Demam Pun Bermanfaat?Jangan langsung panik begitu si kecil demam! Tak semua demam berbahaya bagi
anak. Bahkan, demam justru bisa bermanfaat bagi tubuhnya.
Demam kok bermanfaat?! Begitu mungkin pikir para ibu yang setiap hari selalu
berurusan dengan anak. Bagaimana bisa menganggap bermanfat bila panas tinggi
anak saja sudah cukup membuat kuatir. Ya memang boleh saja kuatir, tapi
sebaiknya juga Anda perlu tahu demam seperti apa yang perlu dikuatirkan. Tapi,
"..demam pada dasarnya merupakan reaksi alamiah tubuh terhadap adanya infeksi.
Jadi, saat si kecil mengalami infeksi, demam tak perlu ditakuti karena justru
itu tanda bahwa mekanisme pertahanan tubuhnya bekerja dengan baik," jelas dr.
Budi Yudono, SpA(K) dari .
Sepanjang suhu tubuhnya tidak melonjak tajam dan muncul gejala-gejala lainnya
yang membahayakan seperti kejang, misalnya, orangtua tak perlu kuatir. Apa dan
bagaimana tentang demam? Berikut ulasan tuntas tentang demam untuk Anda.
Kuman
Demam yang terjadi pada anak-anak umumnya disebabkan oleh infeksi kuman, baik
virus maupun bakteri. Karena infeksi tersebut, komponen-komponen sistem
kekebalan tubuh seperti sel darah putih (leukosit) dan limfosit bekerja keras
untuk melawan kuman. Nah, sel-sel tersebut bisa bekerja dengan lebih baik jika
suhu tubuh dalam keadaan meningkat. Karena itulah, muncul gejala demam tadi.
Dengan adanya demam, jumlah substansi antivirus di dalam tubuh pun ikut
meningkat.
Demam yang terjadi pada anak-anak biasanya tak berbahaya dan tak menyebabkan
kerusakan otak atau kerusakan fisik. Pada saat anak diimunisasi misalnya,
biasanya akan muncul gejala demam ringan sebagai reaksi atas suntikan yang
diberikan. Demam juga bukan indikasi adanya penyakit serius kecuali bila
disertai dengan perubahan penampilan, perubahan tingkah laku, atau gejala
lainnya seperti sulit bernapas atau kehilangan kesadaran.
Sementara ada anggapan bahwa demam tinggi adalah penyebab kejang demam.
Padahal hal itu tidak sepenuhnya benar. Menurut Dr. Robert Mendelsohn dalam
bukunya, "How To Raise A Healthy Child in Spite of Your Doctor" demam tinggi
bukanlah penyebab utama kejang demam. Kejang tersebut baru terjadi saat suhu
badan meningkat amat cepat, dan umumnya ini jarang terjadi. Hanya sekitar 4
persen anak dengan demam tinggi yang demamnya berkaitan dengan kejang. Tapi,
tentu saja lagi-lagi orangtua perlu mengetahui demam mana yang perlu diwaspadai
dan mana yang tidak.
Hindari Obat Berlebihan
Orangtua biasanya langsung segera memberikan obat penurun panas begitu anak
mereka demam. Cara ini tak selamanya diperlukan sepanjang suhu tubuh anak tak
mencapai 38,5 derajat Celsius dan anak masih terlihat ceria. Sebab, seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, demam memang diperlukan untuk meningkatkan
kekebalan tubuh saat terjadi infeksi. Sebaliknya, pemberian obat penurun panas
terlalu sering seperti obat parasetamol, asetaminofen, aspirin, dan ibuprofen
justru bisa berdampak negatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Torres dari Biomedical Utah State
University, misalnya, memberikan teori baru tentang kemungkinan penyebab
semakin tingginya kasus autisme saat ini. Torres menduga peningkatan itu
berkaitan dengan pemberian obat penurun panas pada ibu hamil dan anak-anak.
Selain itu, tidak ditemukan pula bukti bahwa obat penurun panas berhubungan
dengan peningkatan nafsu makan dan menjadi lebih aktif. Jadi, intinya orangtua
sebaiknya mengenali kapan harus memberikan obat penurun panas dan kapan obat
tersebut tidak diperlukan.
Demam Yang Perlu Diwaspadai
Lalu, demam seperti apa yang perlu diwaspadai? Bila suhu tubuh terus
meningkat dengan cepat dan muncul gejala-gejala lain seperti kehilangan
kesadaran, sulit bernapas, muntah segeralah membawa si kecil ke dokter. Apalagi
bila demam terjadi pada anak yang baru lahir. Demam yang terjadi pada bayi di
pekan pertama kehidupannya harus mendapatkan perhatian serius. Hal ini karena
umumnya telah terjadi infeksi pada saat proses persalinan ataupun penyebab
serius lainnya. Berikut adalah gejala-gejala penyerta demam yang harus
diwaspadai menurut dr. Budi Yudono:
Buang air kecil tak sebanyak biasanya.
Warna mata yang kekuningan.
Batuk selama lebih dari sepekan.
Si kecil tampak merasakan nyeri di bagian telinga atau hidungnya.
Tak mau makan ataupun minum, dan terlihat lemas.
Batuk disertai muntah.
Sulit bernapas hingga mulut dan bibirnya terlihat kebiruan.
Bila gejala-gejala penyerta yang muncul seperti di atas, tentu demam tak bukan
lagi sesuatu yang bermanfaat buat si kecil. Anda perlu segera berkunjung ke
dokter. N PG
==========================================================================
5Langkah Tangani Anak Demam
1.Basuhlah tubuhnya dengan air hangat. Atau, bisa juga membiarkannya berendam
di dalam bathtub berisi air hangat.
2.Pastikan si kecil mendapatkan cukup cairan agar dia tidak mengalami
dehidrasi, mengingat suhu tubuh yang meningkat bisa membuat keluarnya banyak
cairan dari tubuh.
3.Sup ayam yang hangat bisa Anda coba karena memang terbukti
secara ilmiah mampu meringankan gejala demam. Bila si kecil masih minum ASI,
Anda bisa menyusuinya.
4.Pilihkan pakaian berbahan tipis untuk dikenakan si kecil agar dia merasa
nyaman. Hindari pakaian berlapis-lapis yang justru akan semakin meningkatkan
suhu tubuhnya.
5.Pantau terus suhu tubuh si kecil dan kenali gejala-gejala penyerta yang
perlu diwaspadai. Bila suhu tubuh terus meningkat dengan cepat dan muncul
gejala-gejala lainnya yang mencemaskan Anda, segera bawa si kecil ke dokter.
Demam tinggiAda seorang bapak terkena demam tinggi sampai 40 derajat
celciusdan sakit kepala . stlh diperiksa darah, trombositnya normal. diberi
obat sumagesic, obat infeksi lambung (braxidin & cimatidine), antibiotik
(cefspan) oleh dokter (karena diagnosa dokter panas dari infeksi pada lambung
dimana Bapak itu memang terlambat makan siangnya)
hari senin sore, panas badan telah kembali normal 36,5. hanya dia masih lemas
tidak bertenaga dan pusing kepalanya. saya periksa darah lagi ke lab, hasil lab
trombosit 213rb (normal), eosinofil 0, batang 1, segmen 68, monosit 1,
leukositnya 2800 dibawah normal (4500), IgG dan IgM negatif, s.Typhosa O
negatif H 1/160 dan s.Paratyphosa O negatif H 1/160.
Penanganan demam tinggi
Karena Romi adek saya pernah demam tinggi, kami jadi banyak bertanya ke dokter mengenai cara penanganannya. Berikut beberapa hal yang sebaiknya dilakukan.Pertama, kalau demam di atas 37,5 C tapi masih dibawah 39 C, masih bisa diturunkan dengan menggunakan obat penurun demam biasa, seperti Tempra. Baca aturan pakai pada kemasan. Untuk Tempra, bisa digunakan setiap 4 jam sekali, maksimum 5 kali. Dosis 1 cc per 10 kg berat badan.Kedua, untuk kompres, gunakan air hangat. Dokter-dokter sekarang tidak lagi menganjurkan kompres dengan air dingin. Tujuan menggunakan air hangat adalah supaya tubuh "tertipu" dan mengira udara di luar tubuh panas, sehingga memaksa kulit mengeluarkan keringat. Akibatnya, suhu tubuh turun.Ketiga, paksa supaya berkeringat. Selain dengan kompres panas di atas, bisa juga dengan cara lain. Kalau di rumah tanpa AC yg suhunya hangat, sebaiknya anak tidak di beri selimut. Justru dibiarkan saja terbuka dan gunakan baju yg tipis dan longgar, supaya panas tubuh bisa keluar. Untuk rumah dengan AC atau dingin, sebaiknya anak dibungkus dengan selimut supaya berkeringat.Keempat, kalau suhu tubuh di atas 39 C, sebaiknya secepatnya di bawa ke dokter. Kami diminta dokter untuk menyediakan obat penurun demam lewat anus, misalnya Dumin. Efeknya cepat, tapi berlaku sementara. Jadi, kalau sudah di atas 39 C, langsung diberikan obat ini, dan langsung di bawa ke dokter.Kelima, karena anak bakalan banyak berkeringat, sering2lah mengganti bajunya. Juga, banyak2 diberi minum, supaya banyak berkeringat dan kencing. insya allah kalau anda melakukan nasehat saya ini maka sedikit demi sedikit panas nya akan turun.
Banyak Keanehan setelah Demam Tinggi, Harus Konsultasi ke Mana?
Masalah :
Dokter yth., beberapa tahun yang lalu teman saya mengalami sakit panas dengan suhu 40-an selama hampir 1 minggu, terus menerus. Sampai dokter pernah bilang, kalau pun sembuh susah untuk kembali normal. Saat ini secara fisik dia sehat, cuma ada beberapa hal yang aneh.
1. Kemampuan untuk mengingat sesuatu berkurang drastis. 2. Info yang selama ini tersimpan di memori, sedikit demi sedikit hilang. Pernah satu saat dia lupa namanya sendiri, nama keluarga. Banyak sekali info yang hilang. 3. Beberapa kali dia meyakini sesuatu terjadi, padahal tidak. Mungkin itu hanya imajinasinya atau mungkin dia tidak bisa membedakan mana yang nyata mana yang tidak. 4. Kadang-kadang saya merasa dia memiliki dua pribadi yang berbeda.Karena pernah dia bertingkah yang sangat berbeda dari biasanya tapi dia tidak menyadarinya. 5. Kalo dia sedang tertekan, emosinya cepat sekali memuncak.Gampang sekali marah, marah yang menakutkan.
Saya bingung harus konsultasi kemana, ke dokter saraf atau ke psikolog. Mohon dengan sangat dokter bisa membantu saya, karena saya benar-benar butuh bantuan dan infonya. Saya bingung dan sangat khawatir dengan kondisinya.Posisi kami ada di Bandung, mungkin dokter juga bisa kasih referensi ke mana kami dapat berkonsultasi.
Untuk lebih jelas nya anda bisa menklik disini http://www.gizi.ne/
Trima kasih andatelah mengunungi blog saya
Wassalam.......pandi